Jumat, 26 Februari 2016

SOP


PEMERINTAH KABUPATEN MAGETAN
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS PARANG
Jln. Blego Raya No. 45 Parang Tlp. ( 0351 ) 871071
M A G E T A N

PROTAP  PENATALAKSANAAN SYOK ANAFILAKTIK
DI RUANG PELAYANAN PUSKESMAS PARANG
TUJUAN :
Sebagai Pedoman kerja bagi petugas medis / paramedis dalam melakukan pelayanan penanganan Syok Anafilaktik.

SASARAN :
Tenaga Medis / Paramedis dalam melakukan pelayanan / Penatalaksanaan Syok Anafilaktik di Ruang Pelayanan.

URAIAN UMUM :
Penatalaksanaan Syok Anafilaktik :
Penyuntikan Adrenalin 0,3 – 0,5 ml IM bila pasien mengalami reaksi / syok setelah penyuntikan ( dengan tanda-tanda : sesak, pingsan, kelainan kulit ).

LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN :
Penanganan Utama dan segera  :
Hentikan pemberian obat / antigen penyebab.
Baringkan penderita dengan posisi tungkai lebih tinggi dari kepala.
Bebaskan jalan napas dan awasi vital sign ( Tensi, Nadi, Respirasi ) sampai syok teratasi.
Berikan Adrenalin 1 : 1000 ( 1 mg/ml )
Segera secara IM pada otot deltoideus, dengan dosis 0,3 – 0,5 ml (anak : 0,01   ml/kgbb), dapat diulang tiap lima menit,
pada tempat suntikan atau sengatan dapat diberikan 0,1 –  0,3  ml
Pemberian adrenalin IV apabila terjadi tidak ada respon  pada pemberian secara IM, atau   terjadi kegagalan sirkulasi dan syok, dengan dosis ( dewasa) : 0,5 ml adrenalin 1 : 1000 ( 1 mg / ml ) diencerkan dalam 10 ml larutan garam faali dan diberikan selama 10 menit.
Pasang infus dengan larutan Glukosa faali bila  tekanan darah systole kurang dari 100 mmHg.
Pemberian oksigen 5-10 L/menit
Bila diperlukan rujuk pasien ke RSU terdekat dengan pengawasan tenaga medis.
Penanganan Tambahan  :
Pemberian Antihistamin   :
Difenhidramin injeksi 50 mg, dapat diberikan bila timbul urtikaria.
Pemberian Kortikosteroid   :
Hydrokortison inj  7 – 10 mg / kg BB, dilanjutkan 5 mg / kg BB setiap 6 jam atau deksametason 2-6 mg/kgbb. untuk mencegah reaksi berulang.
Antihistamin dan Kortikosteroid tidak untuk mengatasi syok anafilaktik.
Pemberian Aminofilin IV, 4-7 mg/kgbb selama 10-20 menit bila terjadi tanda – tanda bronkospasme, dapat diikuti  dengan infuse 0,6 mg /kgbb/jam, atau brokodilatator aerosol (terbutalin, salbutamo ).
Penanganan penunjang   :
Tenangkan penderita, istirahat dan hindarkan pemanasan.
Pantau tanda-tanda vital secara ketat sedikitnya pada jam pertama




SOP ( STANDART OPERATING PROSEDUR )
SISTEM KEWASPADAAN DINI PENANGGULANGAN KLB
No. Dokumen :
56/M/P2P/2013
No. Revisi :
………..
Halaman :
1 - 2

Tanggal ditetapkan :

18 Februari 2013

Disusun oleh  :


Ditetapkan

Pengertian
Kegiatan yang dilaksanakan untuk menangani penderita / korban, penanggulangan KLB, mencegah perluasan kejadian dan timbulnya penderita baru / kematian baru pada suatu KLB yang sedang terjadi.
Tujuan
1.    Sebagai pedoman petugas dalam pelaksanaan penanganan / penanggulangan KLB
2.    Agar KLB tidak menjadi masalah kesehatan masyarakat
3.    Menurunkan jumlah kasus pada setiap KLB
4.    Menurunkan jumlah kematian pada setiap KLB
5.    Memendekkan periode KLB
6.    Mencegah penyebarluasan wilayah KLB
Kebijakan
Sebagai acuan melaksanakan kegiatan penanganan / penanggulangan Kejadian Luar Biasa sehingga tidak menjadi masalah kesehatan masyarakat oleh petugas / Tim yang berkompeten.
Standart Tenaga
Tim yang terdiri dari petugas surveilans,paramedik/medis, analis laboratorium, Promkes dll   
Standart Sarana dan prasarana
1.    Pra Pelaksanaan
a.     Hasil Penyelidikan epidemiologi  
b.    Rencana Tindak lanjut PE
2.  Pada saat pelaksanaan
       a. Alat Pelindung Diri ( Masker, sarung tangan, jas laboratorium )
       b.  KLB Kit sesuai dengan KLB yang sedang terjadi
·         Kit pengambilan specimen
·         Kit pengiriman specimen 
c.    Profilaksis / Obat – obatan dan vitamin  
d.    Media Penyuluhan / leaflet dll
Prosedur Tetap
1.    Penanganan penderita / korban
2.    Pencarian kasus baru / lain
3.    Pengendalian dan Pengurangan sumber infeksi
4.    Pengurangan kerentanan penjamu
5.    Penyuluhan / Sosialisasi  
Cara Melaksanakan tiap Kegiatan 
1.    Penanganan  Penderita :
       b.  Berikan pengobatan / perawatan penderita sesuai dengan gejala / penyakit yang diderita
       c.  Ambil spesimen darah / urine / swap tenggorok / hidung pada wabah penyakit dan sampel makanan, minuman  atau muntahan korban pada KLB keracunan makanan minuman
2.  Cari kasus baru / kasus lain dengan mendata kontak erat penderita yang mempunyai gejala klinis sama dengan penderita.

3.   Pengendalian dan Pengurangan sumber infeksi seperti :
a.Larvasidasi
b.Pengasapan / Fogging
c.   Chlorinasi
4.    Pengurangan kerentanan penjamu
a.   Vaksinasi;
      b.   Pengobatan / profilaksis
      c.   Isolasi orang-orang atau komunitas tak terpapar
    d.   Penjagaan jarak sosial (meliburkan sekolah, membatasi kumpulan massa).
5.  Penyuluhan / Sosialisasi
      a.  Melaksanakan penyuluhan kelompok atau pada masyarakat luas
b.  Sosialisasi / pelatihan terkait program tertentu pada tenaga – tenaga kesehatan dijajaran Puskesmas, misal Sosilaisasi MTBS. 
Catatan
1.    Dalam pelaksanaan penanggulangan KLB / wabah  dilakukan dengan cara yang aman dan tepat sehingga tidak mengakibatkan kerusakan lingkungan hidup.
2.    Dalampelaksanaanya selalu berkoordinasi dengan lintas program dan lintas sector.
Referensi
Buku Petunjuk Teknis Surveilans epidemiologi Penyakit – Penyakit Menular, Keracunan Makanan, Bencana dan Penanggulangan Kejadian Luar Biasa Tahun 2002

0 komentar:

Posting Komentar